- Lakukanlah kegiatan yang tidak biasa Anda lakukan, misalnya anda jarang mengobrol dengan orang tua, kenapa tidak Anda coba? bahan obrolan yang biasanya enak ya tentang sejarah kita saat masi didalam kandungan, mama ngidam apa aja, terus ayah kita ngapain aja dan sebagainya.
- Jika kalian menyukai game, teka-teka kenapa tidak untuk memecahkah dan menyelesaikan game tersebut? Dan bagi perempuan biasanya suka membaca puisi, cerpen, novel kenapa gak kalau kalian mencoba mencari inspirasi dari kejadian yang berkesan atau dari khayalan kalian untuk di jadikan sebuah puisi yang indah atau cerpen dan novel yang unik. Siapa tau karya-karya kita bisa menjadi sumber rezeki dan berubah menjadi uang layaknya
- Berkunjung kerumah teman, merupakan cara paling efektif menghilangkan rasa bosan.
- Main dan memberi makan binatang peliharaan, seperti kucing, anjing, burung, atau ikan merupakan cara yang efektif juga.
- Terakhir tidur.
Sahabat GC
Rabu, 03 Oktober 2012
cara menghilangkan kejenuhan
Berikut tips-tipsnya :
Kamis, 20 September 2012
Kumpulan "Cerita Lucu"kocak abis
Haulasuccy
Ce : Bukan.. emang napa? (siap-siap digombalin cowonya.)
Co : Nggak, tadi liat bapakmu lagi digebukin warga.
Ce : ***Gubrak.
Penjual Burung : “Dek.. dari tadi liat-liat, emang lagi nyari burung apa?”
Anak Kecil : “Em, Angry Bird ada gak om?”
Penjual Burung : ****** -_- *******
Mamah : “Ih, papah so sweet. Poli Pantai ya pah?
Papah : “Bukan mah, tapi Poligami.”
Mamah : ***ambil piso siap motong ayam***
Anak Nyamuk : Enak mak… keren
Nyamuk : Kok bisa gitu
Anak Nyamuk : Abis tiap terbang orang-orang pada tepuk tangan mak.
KATA KATA GOMBAL LUCU
Baca aja kata kata gombal dibawah ini. Cikidot.
Co : Neng, tau ga panda apa yang paling imut, cute and gemesin abis?
Ce : Dimana-mana juga panda mah lucu and imut kaliiiiiiiiiii
Co : Preetttt.. ada kok panda yang lebih dari itu.
Ce : Apa dong…
Co : PANDA-ngin kamu.
Ce : Gubrak………..
Ce : Sakit apa bang maksudnya?
Co : Bidadari cantik kaya kamu, jatuh dari langit.. Sakit gag sih?
Ce : Aw.. abang ih genit rayuannya.
Ce : Maksod Elooo???! (ambil sandal siap dilempar)
hahag kpan kpan di sambung yac .....
Kumpulan Cerita Lucu
Cerita Lucu 1
Co : Bapak kamu maling ya???Ce : Bukan.. emang napa? (siap-siap digombalin cowonya.)
Co : Nggak, tadi liat bapakmu lagi digebukin warga.
Ce : ***Gubrak.
Cerita Lucu 2
Suatu hari berkumpul 3 cowok tanggung.
Co 1 : “Eh, hp lo apa?”
Co 2 : “blackberry dong.. ”
Co 2 : “kalo elo?” – tanya ke Co 3.
Co 3 : “gue sih apple. kalo elo?” – tanyanya ke Co 1
Co 1 : “jeruk”
Co 2 & Co 3 : “…………”
Cerita Lucu 3
Suatu hari seorang anak kecil masuk ke sebuah toko burung. Setengah jam anak itu ngeliatin berbagai burung yang ada.Penjual Burung : “Dek.. dari tadi liat-liat, emang lagi nyari burung apa?”
Anak Kecil : “Em, Angry Bird ada gak om?”
Penjual Burung : ****** -_- *******
Cerita Lucu 4
Tiba-tiba seorang pembeli masuk ke toko Donat dan langsung menemui pelayan.
Pembeli : “Mbak !! Mana manager toko donat ini. Saya mo komplain.”
Pelayan : (Sambil ketakutan) : “Em.. emang ada apa ya pak?”
Pembeli : “Masak, saya beli donat 10 biji, bolong semua????”
Pelayan : ***Gubrak, ngambil bata siap dilempar***
Cerita Lucu 5
Papah : “Mah… maen poli yuuuuukkkk????”Mamah : “Ih, papah so sweet. Poli Pantai ya pah?
Papah : “Bukan mah, tapi Poligami.”
Mamah : ***ambil piso siap motong ayam***
Cerita Lucu 6
Tante : “Belajar matematika yok, begini pertanyaannya. Kalau tante ngasi kamu 2 coklat, terus tante tambah lagi 2 coklat, maka jawaban kamu apa?”
Keponakan : “Terima Kasih tante.”
Tante : **Gubrakkkkkkkkkk**
Cerita Lucu 7
Nyamuk : Gimana nak rasanya belajar terbang?Anak Nyamuk : Enak mak… keren
Nyamuk : Kok bisa gitu
Anak Nyamuk : Abis tiap terbang orang-orang pada tepuk tangan mak.
Cerita Lucu 8
Baim : Coy, gue heran banget ama elo dah!
Sule : Emang kenape sob?
Baim : Gue lihat phonebook hp elo, gue liat-liat, kok ga ada nama ceweknya? Kok Cowok semua…
Sule : Jiah !!! gak gaoel sih lo man, Lo emang blon tau ya kan NELPON KE SESAMA LEBIH MURAH !
Baim : T_T
KATA KATA GOMBAL LUCU
Baca aja kata kata gombal dibawah ini. Cikidot.
Co : Neng, tau ga panda apa yang paling imut, cute and gemesin abis?
Ce : Dimana-mana juga panda mah lucu and imut kaliiiiiiiiiii
Co : Preetttt.. ada kok panda yang lebih dari itu.
Ce : Apa dong…
Co : PANDA-ngin kamu.
Ce : Gubrak………..
Co : Kenapa malem gini gelap kali ya neng?Co : Neng, Sakit ga sih?
Ce : Langitnya lagi mendung kali bang.
Co : Keknya bukan deh neng
Ce : Terus kira-kira kenapa ya bang?
Co : Karena bulan nya lagi ada disisi abang.. Ihirrr
Ce : Klepek-Klepek (Epilepsi)
Ce : Sakit apa bang maksudnya?
Co : Bidadari cantik kaya kamu, jatuh dari langit.. Sakit gag sih?
Ce : Aw.. abang ih genit rayuannya.
co : neng, tu ada yang jatuh nengCo : Yank….. Rasa rinduku pada kamu ibarat mencret… Susah nahannya.
ce : ah, mana bang? ga ada yang jatuh ah..
co : ada tu neng, abang jatuh cinta ama neng.
ce : Ih..abang so cute dah.
Ce : Maksod Elooo???! (ambil sandal siap dilempar)
Co : Yank….. Kamu bener-bener kayak panu, nempel terus dihatiku.
Ce : Kampret!?!!
hahag kpan kpan di sambung yac .....
"KATA-KATA MUTIARA''INDAH
Haulasuccy/Lestari
Sebuah rencana yang hebat dapat gagal hanya karena kurangnya kesabaran.
Berlayarlah Dan Temukan Muara Hikmah Di Pulau Samudera Cinta. Waspadalah Diri Dari Sesat Didalamnya. Semua Pelayaran Kita Tertuju Pada Satu Muara Cinta, Yaitu Mendapatkan Cinta Abadi Yang Esa.
Jika anda tidak pernah merasakan kegagalan, itu artinya anda belum mengetahui artinya sebuah keberhasilan.
Jika semangat TIADA HENTI … Kemudahan itu akan sering datang MENGHAMPIRI
KEPERCAYAAN itu seperti KEPERAWANAN, jangan berikan kepada sembarang orang. Sekali kita kehilangan, dia tidak bakal balik lagi.
Hati-hati memberikan kepercayaan kepada orang lain
Tidak mengapa menjadi tua, asal tetap muda dalam semangat.
Kadang lebih baik diam daripada menceritakan masalahmu, karena kamu tahu sebagian orang hanya penasaran, bukan karena mereka peduli.
Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan.
Kesedihan hanyalah batu penghalang, Ketika Anda tidak bahagia, kerikilpun terlihat seperti gunung
Doa itu penting, namun yang menentukan sebuah doa terkabul adalah kualitas orang yang berdoa.
Wanita tak seharusnya menjadi bulan yang dengan mudah bisa dilihat semua lelaki, Tetapi jadilah matahari yang silaunya akan membuat lelaki tertunduk sebelum memandangnya.
Daripada Mengeluh Mawar bertangkai penuh duri, Lebih baik bergembira bahwa tangkai berduri itu berbunga mawar
Kebanggaan masa muda adalah: kekuatan dan kecantikan. Sedangkan kebanggaan masa tua adalah: MENGENDALIKAN LIDAH
Bila Anda sedang merasa terjebak dalam sebuah lubang, berhentilah menggali.
Setiap jiwa yang dilahirkan sebenarnya telah tertanam benih untuk mampu mencapai puncak kesuksesan kehidupan. Namun, benih itu tidak akan pernah bisa tumbuh dengan baik tanpa di beri pupuk bernama keberanian.
Orang yang cemerlang melihat setiap halangan sebagai peluang untuk mengasah potensi, disaat orang lain menganggap setiap halangan sebagai alasan yang menyebabkan kegagalannya.
Tidak semua yang kita inginkan mampu kita peroleh, sebagaimana tidak semua yang kita peroleh adalah yang benar-benar kita inginkan.
Kejayaan adalah tangga bambu yang tidak dapat anda panjat dengan tangan yang masuk kedalam kantung celana.
Kalau kita mendapat rezeki dari arah yang tak disangka-sangka, jumlahnya tak diduga-duga.. Itu tanda Allah sudah mulai memperhatikan kita lebih dekat. Kalau kita masih bisa duga, mungkin kedekatan kita dengan Allah masih biasa saja
Tidak ada yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerena setiap yang pandai itu bisa menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu bisa menjadi pandai.
Takdir sebenarnya bukan masalah kesempatan, tetapi masalah pilihan. Takdir bukannya harus ditunggu, tapi takdir haruslah diraih.
Jangan mencari Tuhan karena kamu butuh jawaban. Carilah Tuhan karena kamu tahu bahwa Dia-lah jawaban atas pertanyaanmu itu.
Hanya layang-layang yang menentang angin yang mampu berkibar tinggi di angkasa.
Jika kita tidak mampu menjadi pelita yang menerangi malam, maka jadilah kunang-kunang yang menghiasi malam.
Hidup adalah komedi bagi siapa yang hidupnya dengan akal. Dan merupakan tragedi bagi siapa yang hidup dengan emosi.
Berfikir sebelum berbuat adalah satu kebijaksanaan, berfikir setelah berbuat adalah satu kebodohan, sementara berbuat tanpa berfikir adalah seribu kebodohan.
Barang siapa yang dapat menahan marahnya, padahal dia berhak untuk melepaskan amarahnya itu maka Allah memenuhi hatinya dengan iman dan rasa aman serta ketenangan.
Ilmu dan kebijaksanaan itu adalah sahabat yang setia dalam hidup sampai ketika nafas terlepas dari badan.
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupanmu sampai kamu melupakan kegagalan dan rasa sakit hati.
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
Janganlah berputus asa. Tetapi kalau anda sampai berada dalam keadaan berputus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.
Dunia ini ibarat sebuah lautan yang luas, dan kita adalah kapal yang berlayar dilautan yang telah banyak kapal karam didalamnya. Namun andai muatan kapal kita adalah iman,dan layarnya adalah takwa, yakinlah bahwa kita tidak akan pernah tersesat dilautan kehidupan itu.
Ilmu itu didapat dengan lidah yang gemar bertanya dan akal yang mau berfikir.
Kita menilai diri sendiri berdasarkan apa yang kita perbuat, orang lain menilai kita berdasarkan apa yang telah kita perbuat.
Seorang guru yang jujur harus berniat agar muridnya lebih pintar daripadanya, manakala seorang murid yang jujur harus pula mengakui kepintaran gurunya.
Cintailah yang memberi nikmat dan jangan engkau cintai nikmat yang diberikan.
Mata bisa melihat dengan jelas, namun hanya hati yang bisa melihat dengan jujur.
Yang menentukan masa depan anda bukan kekayaan, kedudukan dan kebahagiaan yang anda capai, tetapi ke arah mana anda akan membawa semua itu.
Orang yang sibuk mengejar kepentingan dirinya sendiri akan menciptakan banyak lawan.
Dalam masyarakat manusia ada binatang jalang, tetapi dalam masyarakat binatang tidak ada satu pun manusia jalang – Aristotle.
Bahkan Adam dan Hawa pun sama-sama BERJUANG untuk keduanya saling bertemu. Tidak ada sejarahnya Adam yang kelimpungan mencari Hawa, sementara Hawa selonjoran di bawah pohon rindang sembari menunggu kedatangan Adam yang mencari dirinya.
Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada disisimu ketika kamu memerlukan sandaran, walaupun saat itu mereka lebih bisa berada di tempat lain yang lebih menyenangkan.
Hati yang terluka adalah seumpamanya besi bengkok, walau telah diketuk, sulit kembali menjadi bentuk asalnya.
Hidup yang berguna adalah hidup yang ketika petang akan menjelang, telah tersedia kayu bakar untuk menerangi malam yang akan datang.
Jadikanlah masa lalu sebagai pengalaman dan pelajaran, masa yang sedang berjalan isilah dengan amal dan perbuatan, dan masa depan janganlah terlalu diangan-angankan.
Kekayaan yang hilang bisa dikejar kembali dengan ketekunan dan kerja keras. Kesehatan yang hilang bisa direbut kembali dengan obat-obatan, namun waktu yang hilang tak kan pernah bisa kembali lagi.
Jika anda terbangun dari tidur pada suatu pagi, itu berarti anda masih diberi kesempatan untuk bersyukur dan berbuat amal baik hingga waktu anda tidur kembali.
Senyuman adalah sedekah yang indah, karena dengan sedekah senyuman, manusia takkan pernah merasa berhutang apa-apa dan tak kan membuat orang lain merasa terhina.
Kata Mutiara Hari Ini
Anda Bisa Menunda Untuk Berubah Karena Banyaknya Urusan. Tapi Hidup Tidak Pernah Menunda Urusannya Untuk Menunggu Anda Berubah.Sebuah rencana yang hebat dapat gagal hanya karena kurangnya kesabaran.
Berlayarlah Dan Temukan Muara Hikmah Di Pulau Samudera Cinta. Waspadalah Diri Dari Sesat Didalamnya. Semua Pelayaran Kita Tertuju Pada Satu Muara Cinta, Yaitu Mendapatkan Cinta Abadi Yang Esa.
Jika anda tidak pernah merasakan kegagalan, itu artinya anda belum mengetahui artinya sebuah keberhasilan.
Jika semangat TIADA HENTI … Kemudahan itu akan sering datang MENGHAMPIRI
KEPERCAYAAN itu seperti KEPERAWANAN, jangan berikan kepada sembarang orang. Sekali kita kehilangan, dia tidak bakal balik lagi.
Hati-hati memberikan kepercayaan kepada orang lain
Tidak mengapa menjadi tua, asal tetap muda dalam semangat.
Kadang lebih baik diam daripada menceritakan masalahmu, karena kamu tahu sebagian orang hanya penasaran, bukan karena mereka peduli.
Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan.
Kesedihan hanyalah batu penghalang, Ketika Anda tidak bahagia, kerikilpun terlihat seperti gunung
Doa itu penting, namun yang menentukan sebuah doa terkabul adalah kualitas orang yang berdoa.
Wanita tak seharusnya menjadi bulan yang dengan mudah bisa dilihat semua lelaki, Tetapi jadilah matahari yang silaunya akan membuat lelaki tertunduk sebelum memandangnya.
Daripada Mengeluh Mawar bertangkai penuh duri, Lebih baik bergembira bahwa tangkai berduri itu berbunga mawar
Kebanggaan masa muda adalah: kekuatan dan kecantikan. Sedangkan kebanggaan masa tua adalah: MENGENDALIKAN LIDAH
Bila Anda sedang merasa terjebak dalam sebuah lubang, berhentilah menggali.
Setiap jiwa yang dilahirkan sebenarnya telah tertanam benih untuk mampu mencapai puncak kesuksesan kehidupan. Namun, benih itu tidak akan pernah bisa tumbuh dengan baik tanpa di beri pupuk bernama keberanian.
Orang yang cemerlang melihat setiap halangan sebagai peluang untuk mengasah potensi, disaat orang lain menganggap setiap halangan sebagai alasan yang menyebabkan kegagalannya.
Tidak semua yang kita inginkan mampu kita peroleh, sebagaimana tidak semua yang kita peroleh adalah yang benar-benar kita inginkan.
Kejayaan adalah tangga bambu yang tidak dapat anda panjat dengan tangan yang masuk kedalam kantung celana.
Kalau kita mendapat rezeki dari arah yang tak disangka-sangka, jumlahnya tak diduga-duga.. Itu tanda Allah sudah mulai memperhatikan kita lebih dekat. Kalau kita masih bisa duga, mungkin kedekatan kita dengan Allah masih biasa saja
Tidak ada yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerena setiap yang pandai itu bisa menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu bisa menjadi pandai.
Takdir sebenarnya bukan masalah kesempatan, tetapi masalah pilihan. Takdir bukannya harus ditunggu, tapi takdir haruslah diraih.
Jangan mencari Tuhan karena kamu butuh jawaban. Carilah Tuhan karena kamu tahu bahwa Dia-lah jawaban atas pertanyaanmu itu.
Hanya layang-layang yang menentang angin yang mampu berkibar tinggi di angkasa.
Jika kita tidak mampu menjadi pelita yang menerangi malam, maka jadilah kunang-kunang yang menghiasi malam.
Hidup adalah komedi bagi siapa yang hidupnya dengan akal. Dan merupakan tragedi bagi siapa yang hidup dengan emosi.
Berfikir sebelum berbuat adalah satu kebijaksanaan, berfikir setelah berbuat adalah satu kebodohan, sementara berbuat tanpa berfikir adalah seribu kebodohan.
Barang siapa yang dapat menahan marahnya, padahal dia berhak untuk melepaskan amarahnya itu maka Allah memenuhi hatinya dengan iman dan rasa aman serta ketenangan.
Ilmu dan kebijaksanaan itu adalah sahabat yang setia dalam hidup sampai ketika nafas terlepas dari badan.
Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupanmu sampai kamu melupakan kegagalan dan rasa sakit hati.
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
Janganlah berputus asa. Tetapi kalau anda sampai berada dalam keadaan berputus asa, berjuanglah terus meskipun dalam keadaan putus asa.
Dunia ini ibarat sebuah lautan yang luas, dan kita adalah kapal yang berlayar dilautan yang telah banyak kapal karam didalamnya. Namun andai muatan kapal kita adalah iman,dan layarnya adalah takwa, yakinlah bahwa kita tidak akan pernah tersesat dilautan kehidupan itu.
Ilmu itu didapat dengan lidah yang gemar bertanya dan akal yang mau berfikir.
Kita menilai diri sendiri berdasarkan apa yang kita perbuat, orang lain menilai kita berdasarkan apa yang telah kita perbuat.
Seorang guru yang jujur harus berniat agar muridnya lebih pintar daripadanya, manakala seorang murid yang jujur harus pula mengakui kepintaran gurunya.
Cintailah yang memberi nikmat dan jangan engkau cintai nikmat yang diberikan.
Mata bisa melihat dengan jelas, namun hanya hati yang bisa melihat dengan jujur.
Yang menentukan masa depan anda bukan kekayaan, kedudukan dan kebahagiaan yang anda capai, tetapi ke arah mana anda akan membawa semua itu.
Orang yang sibuk mengejar kepentingan dirinya sendiri akan menciptakan banyak lawan.
Dalam masyarakat manusia ada binatang jalang, tetapi dalam masyarakat binatang tidak ada satu pun manusia jalang – Aristotle.
Bahkan Adam dan Hawa pun sama-sama BERJUANG untuk keduanya saling bertemu. Tidak ada sejarahnya Adam yang kelimpungan mencari Hawa, sementara Hawa selonjoran di bawah pohon rindang sembari menunggu kedatangan Adam yang mencari dirinya.
Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada disisimu ketika kamu memerlukan sandaran, walaupun saat itu mereka lebih bisa berada di tempat lain yang lebih menyenangkan.
Hati yang terluka adalah seumpamanya besi bengkok, walau telah diketuk, sulit kembali menjadi bentuk asalnya.
Hidup yang berguna adalah hidup yang ketika petang akan menjelang, telah tersedia kayu bakar untuk menerangi malam yang akan datang.
Jadikanlah masa lalu sebagai pengalaman dan pelajaran, masa yang sedang berjalan isilah dengan amal dan perbuatan, dan masa depan janganlah terlalu diangan-angankan.
Kekayaan yang hilang bisa dikejar kembali dengan ketekunan dan kerja keras. Kesehatan yang hilang bisa direbut kembali dengan obat-obatan, namun waktu yang hilang tak kan pernah bisa kembali lagi.
Jika anda terbangun dari tidur pada suatu pagi, itu berarti anda masih diberi kesempatan untuk bersyukur dan berbuat amal baik hingga waktu anda tidur kembali.
Senyuman adalah sedekah yang indah, karena dengan sedekah senyuman, manusia takkan pernah merasa berhutang apa-apa dan tak kan membuat orang lain merasa terhina.
" penjabaran HIV/AIDS" 100% complete
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) | |
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal | |
Pita Merah terlipat adalah simbol solidaritas orang-orang yang positif terinfeksi virus HIV dan AIDS. | |
ICD-10 | B24. |
ICD-9 | 042 |
DiseasesDB | 5938 |
MedlinePlus | 000594 |
eMedicine | emerg/253 |
MeSH | D000163 |
Daftar singkatan dalam artikel ini : AIDS: Acquired immune deficiency syndrome HIV: Human immunodeficiency virus CD4+: Sel T pembantu CCR5: Chemokine (C-C motif) receptor 5 CDC: Centers for Disease Control and Prevention WHO: World Health Organization PCP: Pneumocystis pneumonia TB: Tuberkulosis MTCT: Mother-to-child transmission HAART: Highly active antiretroviral therapy STI/STD: Sexually transmitted infection/disease |
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6]
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Daftar isi |
Gejala dan komplikasi
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS.[7] HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam, berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan.[8][9] Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah geografis tempat hidup pasien.
Penyakit paru-paru utama
Pneumonia pneumocystis (PCP)[10] jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV.Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumocystis jirovecii. Sebelum adanya diagnosis, perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di negara-negara Barat, penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian. Di negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites, walaupun umumnya indikasi tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200 per µL.[11]
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit ini.
Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru lainnya, namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel per µL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati, kelenjar getah bening (nodus limfa regional), dan sistem syaraf pusat.[12] Dengan demikian, gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan tempat munculnya penyakit ekstrapulmoner.
Penyakit saluran pencernaan utama
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka.[13]Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis).
Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama (primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat juga merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare (misalnya pada Clostridium difficile). Pada stadium akhir infeksi HIV, diare diperkirakan merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran pencernaan menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang berhubungan dengan HIV.[14]
Penyakit syaraf dan kejiwaan utama
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri.Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel-satu, yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan radang otak akut (toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada mata dan paru-paru.[15] Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges (membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang) oleh jamur Cryptococcus neoformans. Hal ini dapat menyebabkan demam, sakit kepala, lelah, mual, dan muntah. Pasien juga mungkin mengalami sawan dan kebingungan, yang jika tidak ditangani dapat mematikan.
Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu penyakit yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel syaraf (akson), sehingga merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh virus JC, yang 70% populasinya terdapat di tubuh manusia dalam kondisi laten, dan menyebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan sangat lemah, sebagaimana yang terjadi pada pasien AIDS. Penyakit ini berkembang cepat (progresif) dan menyebar (multilokal), sehingga biasanya menyebabkan kematian dalam waktu sebulan setelah diagnosis.[16]
Kompleks demensia AIDS adalah penyakit penurunan kemampuan mental (demensia) yang terjadi karena menurunnya metabolisme sel otak (ensefalopati metabolik) yang disebabkan oleh infeksi HIV; dan didorong pula oleh terjadinya pengaktifan imun oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang mengalami infeksi HIV, sehingga mengeluarkan neurotoksin.[17] Kerusakan syaraf yang spesifik, tampak dalam bentuk ketidaknormalan kognitif, perilaku, dan motorik, yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi HIV terjadi. Hal ini berhubungan dengan keadaan rendahnya jumlah sel T CD4+ dan tingginya muatan virus pada plasma darah. Angka kemunculannya (prevalensi) di negara-negara Barat adalah sekitar 10-20%,[18] namun di India hanya terjadi pada 1-2% pengidap infeksi HIV.[19][20] Perbedaan ini mungkin terjadi karena adanya perbedaan subtipe HIV di India.
Kanker dan tumor ganas (malignan)
Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi genetik; yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV), dan virus papiloma manusia (HPV).[21][22]Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang juga disebut virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan, tetapi dapat menyerang organ lain, terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.
Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya seperti limfoma Burkitt (Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya (Burkitt's-like lymphoma), diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa kasus, limfoma adalah tanda utama AIDS. Limfoma ini sebagian besar disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau virus herpes Sarkoma Kaposi.
Kanker leher rahim pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini disebabkan oleh virus papiloma manusia.
Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya, seperti limfoma Hodgkin, kanker usus besar bawah (rectum), dan kanker anus. Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker usus besar (colon), yang tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-tempat dilakukannya terapi antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam menangani AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pasien yang terinfeksi HIV.[23]
Infeksi oportunistik lainnya
Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik, terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo. Virus sitomegalo dapat menyebabkan gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti yang dijelaskan di atas, dan gangguan radang pada retina mata (retinitis sitomegalovirus), yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Penicillium marneffei, atau disebut Penisiliosis, kini adalah infeksi oportunistik ketiga yang paling umum (setelah tuberkulosis dan kriptokokosis) pada orang yang positif HIV di daerah endemik Asia Tenggara.[24]Penyebab
-
Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat HIV.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.[25] Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.[26][27] Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.[25][28][29] Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. [30] HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.[31][32][33] Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.
Penularan seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.[34] Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.[35]Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofaga) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofaga.[36]
Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.[36][37] Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.[38][39] Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.
Kontaminasi patogen melalui darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu.[40] Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.[41] Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.[42]Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi".[43]
Penularan masa perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%.[44] Sejumlah faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusui meningkatkan risiko penularan sebesar 4%.[45]Diagnosis
Sejak tanggal 5 Juni 1981, banyak definisi yang muncul untuk pengawasan epidemiologi AIDS, seperti definisi Bangui dan definisi World Health Organization tentang AIDS tahun 1994. Namun demikian, kedua sistem tersebut sebenarnya ditujukan untuk pemantauan epidemi dan bukan untuk penentuan tahapan klinis pasien, karena definisi yang digunakan tidak sensitif ataupun spesifik. Di negara-negara berkembang, sistem World Health Organization untuk infeksi HIV digunakan dengan memakai data klinis dan laboratorium; sementara di negara-negara maju digunakan sistem klasifikasi Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat.Sistem tahapan infeksi WHO
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.[46] Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.- Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
- Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang
- Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
- Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
Sistem klasifikasi CDC
Terdapat dua definisi tentang AIDS, yang keduanya dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Awalnya CDC tidak memiliki nama resmi untuk penyakit ini; sehingga AIDS dirujuk dengan nama penyakit yang berhubungan dengannya, contohnya ialah limfadenopati. Para penemu HIV bahkan pada mulanya menamai AIDS dengan nama virus tersebut.[47][48] CDC mulai menggunakan kata AIDS pada bulan September tahun 1982, dan mendefinisikan penyakit ini.[49] Tahun 1993, CDC memperluas definisi AIDS mereka dengan memasukkan semua orang yang jumlah sel T CD4+ di bawah 200 per µL darah atau 14% dari seluruh limfositnya sebagai pengidap positif HIV.[50] Mayoritas kasus AIDS di negara maju menggunakan kedua definisi tersebut, baik definisi CDC terakhir maupun pra-1993. Diagnosis terhadap AIDS tetap dipertahankan, walaupun jumlah sel T CD4+ meningkat di atas 200 per µL darah setelah perawatan ataupun penyakit-penyakit tanda AIDS yang ada telah sembuh.Tes HIV
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi virus HIV.[51] Kurang dari 1% penduduk perkotaan di Afrika yang aktif secara seksual telah menjalani tes HIV, dan persentasenya bahkan lebih sedikit lagi di pedesaan. Selain itu, hanya 0,5% wanita mengandung di perkotaan yang mendatangi fasilitas kesehatan umum memperoleh bimbingan tentang AIDS, menjalani pemeriksaan, atau menerima hasil tes mereka. Angka ini bahkan lebih kecil lagi di fasilitas kesehatan umum pedesaan.[51] Dengan demikian, darah dari para pendonor dan produk darah yang digunakan untuk pengobatan dan penelitian medis, harus selalu diperiksa kontaminasi HIV-nya.Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot, dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV-RNA, dan HIV-DNA, yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum dapat terdeteksi. Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara khusus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-negara maju.
Pencegahan
Rute paparan | Perkiraan infeksi per 10.000 paparan dengan sumber yang terinfeksi |
|||
---|---|---|---|---|
Transfusi darah | 9.000[53] | |||
Persalinan | 2.500[44] | |||
Penggunaan jarum suntik bersama-sama | 67[54] | |||
Hubungan seks anal reseptif* | 50[55][56] | |||
Jarum pada kulit | 30[57] | |||
Hubungan seksual reseptif* | 10[55][56][58] | |||
Hubungan seks anal insertif* | 6,5[55][56] | |||
Hubungan seksual insertif* | 5[55][56] | |||
Seks oral reseptif* | 1[56]§ | |||
Seks oral insertif* | 0,5[56]§ | |||
* tanpa penggunaan kondom § sumber merujuk kepada seks oral yang dilakukan kepada laki-laki |
Hubungan seksual
Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antarindividu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV di dunia.[60] Selama hubungan seksual, hanya kondom pria atau kondom wanita yang dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan hamil. Bukti terbaik saat ini menunjukan bahwa penggunaan kondom yang lazim mengurangi risiko penularan HIV sampai kira-kira 80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan.[61] Kondom laki-laki berbahan lateks, jika digunakan dengan benar tanpa pelumas berbahan dasar minyak, adalah satu-satunya teknologi yang paling efektif saat ini untuk mengurangi transmisi HIV secara seksual dan penyakit menular seksual lainnya. Pihak produsen kondom menganjurkan bahwa pelumas berbahan minyak seperti vaselin, mentega, dan lemak babi tidak digunakan dengan kondom lateks karena bahan-bahan tersebut dapat melarutkan lateks dan membuat kondom berlubang. Jika diperlukan, pihak produsen menyarankan menggunakan pelumas berbahan dasar air. Pelumas berbahan dasar minyak digunakan dengan kondom poliuretan.[62]Kondom wanita adalah alternatif selain kondom laki-laki dan terbuat dari poliuretan, yang memungkinkannya untuk digunakan dengan pelumas berbahan dasar minyak. Kondom wanita lebih besar daripada kondom laki-laki dan memiliki sebuah ujung terbuka keras berbentuk cincin, dan didesain untuk dimasukkan ke dalam vagina. Kondom wanita memiliki cincin bagian dalam yang membuat kondom tetap di dalam vagina — untuk memasukkan kondom wanita, cincin ini harus ditekan. Kendalanya ialah bahwa kini kondom wanita masih jarang tersedia dan harganya tidak terjangkau untuk sejumlah besar wanita. Penelitian awal menunjukkan bahwa dengan tersedianya kondom wanita, hubungan seksual dengan pelindung secara keseluruhan meningkat relatif terhadap hubungan seksual tanpa pelindung sehingga kondom wanita merupakan strategi pencegahan HIV yang penting.[63]
Penelitian terhadap pasangan yang salah satunya terinfeksi menunjukkan bahwa dengan penggunaan kondom yang konsisten, laju infeksi HIV terhadap pasangan yang belum terinfeksi adalah di bawah 1% per tahun.[64] Strategi pencegahan telah dikenal dengan baik di negara-negara maju. Namun, penelitian atas perilaku dan epidemiologis di Eropa dan Amerika Utara menunjukkan keberadaan kelompok minoritas anak muda yang tetap melakukan kegiatan berisiko tinggi meskipun telah mengetahui tentang HIV/AIDS, sehingga mengabaikan risiko yang mereka hadapi atas infeksi HIV.[65] Namun demikian, transmisi HIV antarpengguna narkoba telah menurun, dan transmisi HIV oleh transfusi darah menjadi cukup langka di negara-negara maju.
Pada bulan Desember tahun 2006, penelitian yang menggunakan uji acak terkendali mengkonfirmasi bahwa sunat laki-laki menurunkan risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual Afrika sampai sekitar 50%. Diharapkan pendekatan ini akan digalakkan di banyak negara yang terinfeksi HIV paling parah, walaupun penerapannya akan berhadapan dengan sejumlah isu sehubungan masalah kepraktisan, budaya, dan perilaku masyarakat. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa persepsi kurangnya kerentanan HIV pada laki-laki bersunat, dapat meningkatkan perilaku seksual berisiko sehingga mengurangi dampak dari usaha pencegahan ini.[66]
Pemerintah Amerika Serikat dan berbagai organisasi kesehatan menganjurkan Pendekatan ABC untuk menurunkan risiko terkena HIV melalui hubungan seksual.[67] Adapun rumusannya dalam bahasa Indonesia:[68]
“ |
Anda jauhi seks, Bersikap saling setia dengan pasangan, Cegah dengan kondom. |
” |
Kontaminasi cairan tubuh terinfeksi
Pekerja kedokteran yang mengikuti kewaspadaan universal, seperti mengenakan sarung tangan lateks ketika menyuntik dan selalu mencuci tangan, dapat membantu mencegah infeksi HIV.Semua organisasi pencegahan AIDS menyarankan pengguna narkoba untuk tidak berbagi jarum dan bahan lainnya yang diperlukan untuk mempersiapkan dan mengambil narkoba (termasuk alat suntik, kapas bola, sendok, air pengencer obat, sedotan, dan lain-lain). Orang perlu menggunakan jarum yang baru dan disterilisasi untuk tiap suntikan. Informasi tentang membersihkan jarum menggunakan pemutih disediakan oleh fasilitas kesehatan dan program penukaran jarum. Di sejumlah negara maju, jarum bersih terdapat gratis di sejumlah kota, di penukaran jarum atau tempat penyuntikan yang aman. Banyak negara telah melegalkan kepemilikan jarum dan mengijinkan pembelian perlengkapan penyuntikan dari apotek tanpa perlu resep dokter.
Penularan dari ibu ke anak
Penelitian menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah caesar, dan pemberian makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak (mother-to-child transmission, MTCT).[69] Jika pemberian makanan pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak dapat terpenuhi, pemberian ASI eksklusif disarankan dilakukan selama bulan-bulan pertama dan selanjutnya dihentikan sesegera mungkin.[5] Pada tahun 2005, sekitar 700.000 anak di bawah umur 15 tahun terkena HIV, terutama melalui penularan ibu ke anak; 630.000 infeksi di antaranya terjadi di Afrika.[70] Dari semua anak yang diduga kini hidup dengan HIV, 2 juta anak (hampir 90%) tinggal di Afrika Sub Sahara.[5]Penanganan
- Lihat pula HIV dan Obat antiretrovirus.
Terapi antivirus
Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active antiretroviral therapy, disingkat HAART).[72] Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang menggunakan protease inhibitor.[6] Pilihan terbaik HAART saat ini, berupa kombinasi dari setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam (atau "kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak daripada untuk orang dewasa.[73] Di negara-negara berkembang yang menyediakan perawatan HAART, seorang dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan berkurangnya CD4, serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal.[74]Perawatan HAART memungkinkan stabilnya gejala dan viremia (banyaknya jumlah virus dalam darah) pada pasien, tetapi ia tidak menyembuhkannya dari HIV ataupun menghilangkan gejalanya. HIV-1 dalam tingkat yang tinggi sering resisten terhadap HAART dan gejalanya kembali setelah perawatan dihentikan.[75][76] Lagi pula, dibutuhkan waktu lebih dari seumur hidup seseorang untuk membersihkan infeksi HIV dengan menggunakan HAART.[77] Meskipun demikian, banyak pengidap HIV mengalami perbaikan yang hebat pada kesehatan umum dan kualitas hidup mereka, sehingga terjadi adanya penurunan drastis atas tingkat kesakitan (morbiditas) dan tingkat kematian (mortalitas) karena HIV.[78][79][80] Tanpa perawatan HAART, berubahnya infeksi HIV menjadi AIDS terjadi dengan kecepatan rata-rata (median) antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan selanjutnya waktu bertahan setelah terjangkit AIDS hanyalah 9.2 bulan.[25] Penerapan HAART dianggap meningkatkan waktu bertahan pasien selama 4 sampai 12 tahun.[81][82] Bagi beberapa pasien lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh persen, perawatan HAART memberikan hasil jauh dari optimal. Hal ini karena adanya efek samping/dampak pengobatan tidak bisa ditolerir, terapi antiretrovirus sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi HIV tertentu yang resisten obat. Ketidaktaatan dan ketidakteraturan dalam menerapkan terapi antiretrovirus adalah alasan utama mengapa kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat dari penerapan HAART.[83] Terdapat bermacam-macam alasan atas sikap tidak taat dan tidak teratur untuk penerapan HAART tersebut. Isyu-isyu psikososial yang utama ialah kurangnya akses atas fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan sosial, penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan obat. Perawatan HAART juga kompleks, karena adanya beragam kombinasi jumlah pil, frekuensi dosis, pembatasan makan, dan lain-lain yang harus dijalankan secara rutin .[84][85][86] Berbagai efek samping yang juga menimbulkan keengganan untuk teratur dalam penerapan HAART, antara lain lipodistrofi, dislipidaemia, penolakan insulin, peningkatan risiko sistem kardiovaskular, dan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.[87][88]
Obat anti-retrovirus berharga mahal, dan mayoritas individu terinfeksi di dunia tidaklah memiliki akses terhadap pengobatan dan perawatan untuk HIV dan AIDS tersebut.[89]
Penanganan eksperimental dan saran
Telah terdapat pendapat bahwa hanya vaksin lah yang sesuai untuk menahan epidemik global (pandemik) karena biaya vaksin lebih murah dari biaya pengobatan lainnya, sehingga negara-negara berkembang mampu mengadakannya dan pasien tidak membutuhkan perawatan harian.[89] Namun setelah lebih dari 20 tahun penelitian, HIV-1 tetap merupakan target yang sulit bagi vaksin.[89]Beragam penelitian untuk meningkatkan perawatan termasuk usaha mengurangi efek samping obat, penyederhanaan kombinasi obat-obatan untuk memudahkan pemakaian, dan penentuan urutan kombinasi pengobatan terbaik untuk menghadapi adanya resistensi obat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa langkah-langkah pencegahan infeksi oportunistik dapat menjadi bermanfaat ketika menangani pasien dengan infeksi HIV atau AIDS. Vaksinasi atas hepatitis A dan B disarankan untuk pasien yang belum terinfeksi virus ini dan dalam berisiko terinfeksi.[90] Pasien yang mengalami penekanan daya tahan tubuh yang besar juga disarankan mendapatkan terapi pencegahan (propilaktik) untuk pneumonia pneumosistis, demikian juga pasien toksoplasmosis dan kriptokokus meningitis yang akan banyak pula mendapatkan manfaat dari terapi propilaktik tersebut.[71]
Pengobatan alternatif
Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah perkembangan penyakit.[91] Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV.[92] Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.[93]Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas) akan berkurang pada orang-orang yang memiliki status nutrisi yang baik.[94] Suplemen vitamin A pada anak-anak kemungkinan juga memiliki beberapa manfaat.[94] Pemakaian selenium dengan dosis rutin harian dapat menurunkan beban tekanan virus HIV melalui terjadinya peningkatan pada jumlah CD4. Selenium dapat digunakan sebagai terapi pendamping terhadap berbagai penanganan antivirus yang standar, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas.[95]
Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa terapi pengobatan alteratif memiliki hanya sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang mengidap AIDS. Manfaat-manfaat psikologis dari beragam terapi alternatif tersebut sesungguhnya adalah manfaat paling penting dari pemakaiannya.[96]
Namun oleh penelitian yang mengungkapkan adanya simtoma hipotiroksinemia pada penderita AIDS yang terjangkit virus HIV-1, beberapa pakar menyarankan terapi dengan asupan hormon tiroksin.[97] Hormon tiroksin dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme basal sel eukariota[98] dan memperbaiki gradien pH pada mitokondria.[99]
Epidemiologi
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak.[5] Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.[5] Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.[5]Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara.[5] Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4 - 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia.[100] Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun - 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit.[101]
Sejarah
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.[102]Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat.[103] Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan.[104] HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.[105] Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio.[106][107] Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.[108][109][110]
Sosial dan budaya
Stigma
Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV; diwajibkannya uji coba HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu atau perlindungan kerahasiaannya; dan penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV.[111] Kekerasan atau ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak orang untuk melakukan tes HIV, memeriksa bagaimana hasil tes mereka, atau berusaha untuk memperoleh perawatan; sehingga mungkin mengubah suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan menjadi "hukuman mati" dan menjadikan meluasnya penyebaran HIV.[112]Stigma AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga kategori:
- Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular.[113]
- Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut.[113]
- Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang positif HIV.[114]
Di banyak negara maju, terdapat penghubungan antara AIDS dengan homoseksualitas atau biseksualitas, yang berkorelasi dengan tingkat prasangka seksual yang lebih tinggi, misalnya sikap-sikap anti homoseksual.[115] Demikian pula terdapat anggapan adanya hubungan antara AIDS dengan hubungan seksual antar laki-laki, termasuk bila hubungan terjadi antara pasangan yang belum terinfeksi.[113]
Dampak ekonomi
HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan jumlah manusia dengan kemampuan produksi (human capital).[5] Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada di negara-negara berkembang, orang di negara-negara tersebut menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di daerah. Di daerah yang terinfeksi berat, epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang telah tua.[116]Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan. Para pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi anak muda, dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga produktivitas akan berkurang. Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat anggota keluarga yang sakit atau cuti karena sakit juga akan mengurangi produktivitas. Mortalitas yang meningkat juga akan melemahkan mekanisme produksi dan investasi sumberdaya manusia (human capital) pada masyarakat, yaitu akibat hilangnya pendapatan dan meninggalnya para orang tua. Karena AIDS menyebabkan meninggalnya banyak orang dewasa muda, ia melemahkan populasi pembayar pajak, mengurangi dana publik seperti pendidikan dan fasilitas kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan AIDS. Ini memberikan tekanan pada keuangan negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Efek melambatnya pertumbuhan jumlah wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi peningkatan pengeluaran untuk penanganan orang sakit, pelatihan (untuk menggantikan pekerja yang sakit), penggantian biaya sakit, serta perawatan yatim piatu korban AIDS. Hal ini terutama mungkin sekali terjadi jika peningkatan tajam mortalitas orang dewasa menyebabkan berpindahnya tanggung-jawab dan penyalahan, dari keluarga kepada pemerintah, untuk menangani para anak yatim piatu tersebut.[116]
Pada tingkat rumah tangga, AIDS menyebabkan hilangnya pendapatan dan meningkatkan pengeluaran kesehatan oleh suatu rumah tangga. Berkurangnya pendapatan menyebabkan berkurangnya pengeluaran, dan terdapat juga efek pengalihan dari pengeluaran pendidikan menuju pengeluaran kesehatan dan penguburan. Penelitian di Pantai Gading menunjukkan bahwa rumah tanggal dengan pasien HIV/AIDS mengeluarkan biaya dua kali lebih banyak untuk perawatan medis daripada untuk pengeluaran rumah tangga lainnya.[117]
Penyangkalan atas AIDS
Sekelompok kecil aktivis, diantaranya termasuk beberapa ilmuwan yang tidak meneliti AIDS, mempertanyakan tentang adanya hubungan antara HIV dan AIDS,[118] keberadaan HIV itu sendiri,[119] serta kebenaran atas percobaan dan metode perawatan yang digunakan untuk menanganinya. Klaim mereka telah diperiksa dan secara luas ditolak oleh komunitas ilmiah,[120] walaupun terus saja disebarkan melalui Internet dan sempat memiliki pengaruh politik di Afrika Selatan melalui mantan presiden Thabo Mbeki, yang menyebabkan pemerintahnya disalahkan atas respon yang tidak efektif terhadap epidemik AIDS di negara tersebut.[121][122][123]Lihat pula
Referensi
- ^ Marx, J. L. (1982). "New disease baffles medical community". Science 217 (4560): 618–621. PubMed.
- ^ Divisions of HIV/AIDS Prevention (2003). "HIV and Its Transmission". Centers for Disease Control & Prevention. http://www.cdc.gov/HIV/pubs/facts/transmission.htm. Diakses pada 23 Mei 2006.
- ^ San Francisco AIDS Foundation (2006-04-14). "How HIV is spread". http://www.sfaf.org/aids101/transmission.html. Diakses pada 23 Mei 2006.
- ^ Gao, F., Bailes, E., Robertson, D. L., Chen, Y., Rodenburg, C. M., Michael, S. F., Cummins, L. B., Arthur, L. O., Peeters, M., Shaw, G. M., Sharp, P. M. and Hahn, B. H. (1999). "Origin of HIV-1 in the Chimpanzee Pan troglodytes troglodytes". Nature 397 (6718): 436–441. PubMed DOI:10.1038/17130.
- ^ a b c d e f g h i UNAIDS (2006). "Overview of the global AIDS epidemic" (PDF). 2006 Report on the global AIDS epidemic. http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_GR_CH02_en.pdf. Diakses pada 8 Juni 2006.
- ^ a b Palella, F. J. Jr, Delaney, K. M., Moorman, A. C., Loveless, M. O., Fuhrer, J., Satten, G. A., Aschman and D. J., Holmberg, S. D. (1998). "Declining morbidity and mortality among patients with advanced human immunodeficiency virus infection. HIV Outpatient Study Investigators". N. Engl. J. Med 338 (13): 853–860. PubMed.
- ^ Holmes, C. B., Losina, E., Walensky, R. P., Yazdanpanah, Y., Freedberg, K. A. (2003). "Review of human immunodeficiency virus type 1-related opportunistic infections in sub-Saharan Africa". Clin. Infect. Dis. 36 (5): 656–662. PubMed.
- ^ Guss, D. A. (1994). "The acquired immune deficiency syndrome: an overview for the emergency physician, Part 1". J. Emerg. Med. 12 (3): 375–384. PubMed.
- ^ Guss, D. A. (1994). "The acquired immune deficiency syndrome: an overview for the emergency physician, Part 2". J. Emerg. Med. 12 (4): 491–497. PubMed.
- ^ Dahulu pernah dinamakan Pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sekarang singkatannya masih digunakan tetapi merupakan kependekan dari Pneumocystis pneumonia.
- ^ Feldman, C. (2005). "Pneumonia associated with HIV infection". Curr. Opin. Infect. Dis. 18 (2): 165–170. PubMed.
- ^ Decker, C. F. and Lazarus, A. (2000). "Tuberculosis and HIV infection. How to safely treat both disorders concurrently". Postgrad Med. 108 (2): 57–60, 65–68. PubMed.
- ^ Zaidi, S. A. & Cervia, J. S. (2002). "Diagnosis and management of infectious esophagitis associated with human immunodeficiency virus infection". J. Int. Assoc. Physicians AIDS Care (Chic Ill) 1 (2): 53–62. PubMed.
- ^ Guerrant, R. L., Hughes, J. M., Lima, N. L., Crane, J. (1990). "Diarrhea in developed and developing countries: magnitude, special settings, and etiologies". Rev. Infect. Dis. 12 (Suppl 1): S41–S50. PubMed.
- ^ Luft, B. J. and Chua, A. (2000). "Central Nervous System Toxoplasmosis in HIV Pathogenesis, Diagnosis, and Therapy". Curr. Infect. Dis. Rep. 2 (4): 358–362. PubMed.
- ^ Sadler, M. and Nelson, M. R. (1997). "Progressive multifocal leukoencephalopathy in HIV". Int. J. STD AIDS 8 (6): 351–357. PubMed.
- ^ Gray, F., Adle-Biassette, H., ChrĂ©tien, F., Lorin de la Grandmaison, G., Force, G., Keohane, C. (2001). "Neuropathology and neurodegeneration in human immunodeficiency virus infection. Pathogenesis of HIV-induced lesions of the brain, correlations with HIV-associated disorders and modifications according to treatments". Clin. Neuropathol. 20 (4): 146–155. PubMed.
- ^ Grant, I., Sacktor, H., and McArthur, J. (2005). "HIV neurocognitive disorders". di dalam H. E. Gendelman, I. Grant, I. Everall, S. A. Lipton, and S. Swindells. (ed.) (PDF). The Neurology of AIDS (edisi ke-2nd). London, UK: Oxford University Press. hlm. 357–373. ISBN 0-19-852610-5. http://www.hnrc.ucsd.edu/publications_pdf/2005grant1.pdf.
- ^ Satishchandra, P., Nalini, A., Gourie-Devi, M., Khanna, N., Santosh, V., Ravi, V., Desai, A., Chandramuki, A., Jayakumar, P. N., and Shankar, S. K. (2000). "Profile of neurologic disorders associated with HIV/AIDS from Bangalore, South India (1989–1996)". Indian J. Med. Res. 11: 14–23. PubMed.
- ^ Wadia, R. S., Pujari, S. N., Kothari, S., Udhar, M., Kulkarni, S., Bhagat, S., and Nanivadekar, A. (2001). "Neurological manifestations of HIV disease". J. Assoc. Physicians India 49: 343–348. PubMed.
- ^ Boshoff, C. and Weiss, R. (2002). "AIDS-related malignancies". Nat. Rev. Cancer 2 (5): 373–382. PubMed.
- ^ Yarchoan, R., Tosatom G. and Littlem R. F. (2005). "Therapy insight: AIDS-related malignancies — the influence of antiviral therapy on pathogenesis and management". Nat. Clin. Pract. Oncol. 2 (8): 406–415. PubMed.
- ^ Bonnet, F., Lewden, C., May, T., Heripret, L., Jougla, E., Bevilacqua, S., Costagliola, D., Salmon, D., Chene, G. and Morlat, P. (2004). "Malignancy-related causes of death in human immunodeficiency virus-infected patients in the era of highly active antiretroviral therapy". Cancer 101 (2): 317–324. PubMed.
- ^ Skoulidis, F., Morgan, M. S., and MacLeod, K. M. (2004). "Penicillium marneffei: a pathogen on our doorstep?". J. R. Soc. Med. 97 (2): 394–396. PubMed.
- ^ a b c Morgan, D., Mahe, C., Mayanja, B., Okongo, J. M., Lubega, R. and Whitworth, J. A. (2002). "HIV-1 infection in rural Africa: is there a difference in median time to AIDS and survival compared with that in industrialized countries?". AIDS 16 (4): 597–632. PubMed.
- ^ Clerici, M., Balotta, C., Meroni, L., Ferrario, E., Riva, C., Trabattoni, D., Ridolfo, A., Villa, M., Shearer, G.M., Moroni, M. and Galli, M. (1996). "Type 1 cytokine production and low prevalence of viral isolation correlate with long-term non progression in HIV infection". AIDS Res. Hum. Retroviruses. 12 (11): 1053–1061. PubMed.
- ^ Morgan, D., Mahe, C., Mayanja, B. and Whitworth, J. A. (2002). "Progression to symptomatic disease in people infected with HIV-1 in rural Uganda: prospective cohort study". BMJ 324 (7331): 193–196. PubMed.
- ^ Gendelman, H. E., Phelps, W., Feigenbaum, L., Ostrove, J. M., Adachi, A., Howley, P. M., Khoury, G., Ginsberg, H. S. and Martin, M. A. (1986). "Transactivation of the human immunodeficiency virus long terminal repeat sequences by DNA viruses". Proc. Natl. Acad. Sci. U. S. A. 83 (24): 9759–9763. PubMed.
- ^ Bentwich, Z., Kalinkovich., A. and Weisman, Z. (1995). "Immune activation is a dominant factor in the pathogenesis of African AIDS.". Immunol. Today 16 (4): 187–191. PubMed.
- ^ Contohnya adalah orang dengan mutasi CCR5-Δ32 (delesi 32 nukleotida pada gen penyandi reseptor chemokine CCR5 yang memengaruhi fungsi sel T) yang kebal terhadap beberapa galur HIV.Tang, J. and Kaslow, R. A. (2003). "The impact of host genetics on HIV infection and disease progression in the era of highly active antiretroviral therapy". AIDS 17 (Suppl 4): S51–S60. PubMed.
- ^ Quiñones-Mateu, M. E., Mas, A., Lain de Lera, T., Soriano, V., Alcami, J., Lederman, M. M. and Domingo, E. (1998). "LTR and tat variability of HIV-1 isolates from patients with divergent rates of disease progression". Virus Research 57 (1): 11–20. PubMed.
- ^ Campbell, G. R., Pasquier, E., Watkins, J., Bourgarel-Rey, V., Peyrot, V., Esquieu, D., Barbier, P., de Mareuil, J., Braguer, D., Kaleebu, P., Yirrell, D. L. and Loret E. P. (2004). "The glutamine-rich region of the HIV-1 Tat protein is involved in T-cell apoptosis". J. Biol. Chem. 279 (46): 48197–48204. PubMed.
- ^ Kaleebu P, French N, Mahe C, Yirrell D, Watera C, Lyagoba F, Nakiyingi J, Rutebemberwa A, Morgan D, Weber J, Gilks C, Whitworth J. (2002). "Effect of human immunodeficiency virus (HIV) type 1 envelope subtypes A and D on disease progression in a large cohort of HIV-1-positive persons in Uganda". J. Infect. Dis. 185 (9): 1244–1250. PubMed.
- ^ Rothenberg, R. B., Scarlett, M., del Rio, C., Reznik, D., O'Daniels, C. (1998). "Oral transmission of HIV". AIDS 12 (16): 2095–2105. PubMed.
- ^ Koenig, Michael et al (2004). "Coerced first intercourse and reproductive health among adolescent women in Rakai, Uganda". International Family Planning Perspectives 30 (4:156): 156.
- ^ a b Laga, M., Nzila, N., Goeman, J. (1991). "The interrelationship of sexually transmitted diseases and HIV infection: implications for the control of both epidemics in Africa". AIDS 5 (Suppl 1): S55–S63. PubMed.
- ^ Tovanabutra, S., Robison, V., Wongtrakul, J., Sennum, S., Suriyanon, V., Kingkeow, D., Kawichai, S., Tanan, P., Duerr, A., Nelson, K. E. (2002). "Male viral load and heterosexual transmission of HIV-1 subtype E in northern Thailand". J. Acquir. Immune. Defic. Syndr. 29 (3): 275–283. PubMed.
- ^ Sagar, M., Lavreys, L., Baeten, J. M., Richardson, B. A., Mandaliya, K., Ndinya-Achola, J. O., Kreiss, J. K., Overbaugh, J. (2004). "Identification of modifiable factors that affect the genetic diversity of the transmitted HIV-1 population". AIDS 18 (4): 615–619. PubMed.
- ^ Lavreys, L., Baeten, J. M., Martin, H. L. Jr., Overbaugh, J., Mandaliya, K., Ndinya-Achola, J., and Kreiss, J. K. (2004). "Hormonal contraception and risk of HIV-1 acquisition: results of a 10-year prospective study". AIDS 18 (4): 695–697. PubMed.
- ^ a b Fan, H. (2005). Fan, H., Conner, R. F. and Villarreal, L. P. eds. ed. AIDS: science and society (edisi ke-4th). Boston, MA: Jones and Bartlett Publishers. ISBN 0-7637-0086-X.
- ^ WHO (2003-03-17). "WHO, UNAIDS Reaffirm HIV as a Sexually Transmitted Disease". http://64.233.179.104/search?q=cache:adH68_6JGG8J:tokyo.usembassy.gov//e/p/tp-20030317a3.html+site:tokyo.usembassy.gov+HIV+healthcare+injection&hl=en&gl=us&ct=clnk&cd=1. Diakses pada 17 Januari 2006.
- ^ Physicians for Human Rights (2003-03-13). "HIV Transmission in the Medical Setting: A White Paper by Physicians for Human Rights". Partners in Health. http://www.phrusa.org/campaigns/aids/who_031303.html. Diakses pada 1 Maret 2006.
- ^ WHO (2001). "Blood safety....for too few". http://www.who.int/inf-pr-2000/en/pr2000-25.html. Diakses pada 17 Januari 2006.
- ^ a b Coovadia, H. (2004). "Antiretroviral agents—how best to protect infants from HIV and save their mothers from AIDS". N. Engl. J. Med. 351 (3): 289–292. PubMed.
- ^ Coovadia HM, Bland RM (2007). "Preserving breastfeeding practice through the HIV pandemic". Trop. Med. Int. Health. 12 (9): 1116–1133. PMID 17714431.
- ^ World Health Organization (1990). "Interim proposal for a WHO staging system for HIV infection and disease". WHO Wkly Epidem. Rec. 65 (29): 221–228. PubMed.
- ^ Centers for Disease Control (CDC) (1982). "Persistent, generalized lymphadenopathy among homosexual males.". MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 31 (19): 249–251. PubMed.
- ^ BarrĂ©-Sinoussi, F., Chermann, J. C., Rey, F., Nugeyre, M. T., Chamaret, S., Gruest, J., Dauguet, C., Axler-Blin, C., Vezinet-Brun, F., Rouzioux, C., Rozenbaum, W. and Montagnier, L. (1983). "Isolation of a T-lymphotropic retrovirus from a patient at risk for acquired immune deficiency syndrome (AIDS)". Science 220 (4599): 868–871. PubMed.
- ^ Centers for Disease Control (CDC) (1982). "Update on acquired immune deficiency syndrome (AIDS)—United States.". MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 31 (37): 507–508; 513–514. PubMed.
- ^ CDC (1992). "1993 Revised Classification System for HIV Infection and Expanded Surveillance Case Definition for AIDS Among Adolescents and Adults". CDC. http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00018871.htm. Diakses pada 9 Februari 2006.
- ^ a b Kumaranayake, L. and Watts, C. (2001). "Resource allocation and priority setting of HIV/AIDS interventions: addressing the generalized epidemic in sub-Saharan Africa". J. Int. Dev. 13 (4): 451–466. doi:10.1002/jid.798.
- ^ Smith, D. K., Grohskopf, L. A., Black, R. J., Auerbach, J. D., Veronese, F., Struble, K. A., Cheever, L., Johnson, M., Paxton, L. A., Onorato, I. A., Greenberg, A. E. (2005). "Antiretroviral Postexposure Prophylaxis After Sexual, Injection-Drug Use, or Other Nonoccupational Exposure to HIV in the United States". MMWR 54 (RR02): 1–20. http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5402a1.htm#tab1.
- ^ Donegan, E., Stuart, M., Niland, J. C., Sacks, H. S., Azen, S. P., Dietrich, S. L., Faucett, C., Fletcher, M. A., Kleinman, S. H., Operskalski, E. A., et al. (1990). "Infection with human immunodeficiency virus type 1 (HIV-1) among recipients of antibody-positive blood donations". Ann. Intern. Med. 113 (10): 733–739. PubMed.
- ^ Kaplan, E. H. and Heimer, R. (1995). "HIV incidence among New Haven needle exchange participants: updated estimates from syringe tracking and testing data". J. Acquir. Immune Defic. Syndr. Hum. Retrovirol. 10 (2): 175–176. PubMed.
- ^ a b c d European Study Group on Heterosexual Transmission of HIV (1992). "Comparison of female to male and male to female transmission of HIV in 563 stable couples". BMJ. 304 (6830): 809–813. PubMed.
- ^ a b c d e f Varghese, B., Maher, J. E., Peterman, T. A., Branson, B. M. and Steketee, R. W. (2002). "Reducing the risk of sexual HIV transmission: quantifying the per-act risk for HIV on the basis of choice of partner, sex act, and condom use". Sex. Transm. Dis. 29 (1): 38–43. PubMed.
- ^ Bell, D. M. (1997). "Occupational risk of human immunodeficiency virus infection in healthcare workers: an overview.". Am. J. Med. 102 (5B): 9–15. PubMed.
- ^ Leynaert, B., Downs, A. M. and de Vincenzi, I. (1998). "Heterosexual transmission of human immunodeficiency virus: variability of infectivity throughout the course of infection. European Study Group on Heterosexual Transmission of HIV". Am. J. Epidemiol. 148 (1): 88–96. PubMed.
- ^ "Facts about AIDS & HIV". http://www.avert.org/aids.htm. Diakses pada 14 Desember 2006.
- ^ Johnson AM & Laga M, Heterosexual transmission of HIV, AIDS, 1988, 2(suppl. 1):S49-S56; N'Galy B & Ryder RW, Epidemiology of HIV infection in Africa, Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes, 1988, 1(6):551-558; dan Deschamps M et al., Heterosexual transmission of HIV in Haiti, Annals of Internal Medicine, 1996, 125(4):324-330.
- ^ Cayley, W. E. Jr. (2004). "Effectiveness of condoms in reducing heterosexual transmission of HIV". Am. Fam. Physician 70 (7): 1268–1269. PubMed.
- ^ Durex. "Module 5/Guidelines for Educators" (Microsoft Word). http://www.durex.com/cm/assets/SexEdDownloads/Module_5_condoms.doc. Diakses pada 17 April 2006.
- ^ PATH (2006). "The female condom: significant potential for STI and pregnancy prevention". Outlook 22 (2).
- ^ WHO (August, 2003). "Condom Facts and Figures". http://www.wpro.who.int/media_centre/fact_sheets/fs_200308_Condoms.htm. Diakses pada 17 Januari 2006.
- ^ Dias, S. F., Matos, M. G. and Goncalves, A. C. (2005). "Preventing HIV transmission in adolescents: an analysis of the Portuguese data from the Health Behaviour School-aged Children study and focus groups". Eur. J. Public Health 15 (3): 300–304. PubMed.
- ^ NIAID (2006-12-13). "Adult Male Circumcision Significantly Reduces Risk of Acquiring HIV: Trials Kenya and Uganda Stopped Early". http://www3.niaid.nih.gov/news/newsreleases/2006/AMC12_06.htm. Diakses pada 15 Desember 2006.
- ^ Pendekatan ABC oleh Pemerintah Amerika Serikat:
- Abstinence or delay of sexual activity, especially for youth (berpantang atau menunda kegiatan seksual, terutama bagi remaja),
- Being faithful, especially for those in committed relationships (setia pada pasangan, terutama bagi orang yang sudah memiliki pasangan),
- Condom use, for those who engage in risky behavior (penggunaan kondom, bagi orang yang melakukan perilaku berisiko).
- ^ "Yayasan Bhakti Gelar Orasi Panggung", Bali Post, 2 Desember 2003, http://www.balipost.com/balipostcetak/2003/12/2/n2.htm
- ^ Sperling, R. S., Shapirom D. E., Coombsm R. W., Todd, J. A., Herman, S. A., McSherry, G. D., O'Sullivan, M. J., Van Dyke, R. B., Jimenez, E., Rouzioux, C., Flynn, P. M., Sullivan, J. L. (1996). "Maternal viral load, zidovudine treatment, and the risk of transmission of human immunodeficiency virus type 1 from mother to infant". N. Engl. J. Med. 335 (22): 1621–1629. PubMed.
- ^ Berry, S. (2006-06-08). "Children, HIV and AIDS". avert.org. http://www.avert.org/children.htm. Diakses pada 15 Juni 2006.
- ^ a b Department of Health and Human Services (February, 2006). "A Pocket Guide to Adult HIV/AIDS Treatment February 2006 edition". http://hab.hrsa.gov/tools/HIVpocketguide/PktGPEP.htm. Diakses pada 1 September 2006.
- ^ Department of Health and Human Services (February, 2006). "A Pocket Guide to Adult HIV/AIDS Treatment February 2006 edition". http://hab.hrsa.gov/tools/HIVpocketguide/PktGARTtables.htm. Diakses pada 1 September 2006.
- ^ Department of Health and Human Services Working Group on Antiretroviral Therapy and Medical Management of HIV-Infected Children (3 November, 2005). "Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection" (PDF). http://www.aidsinfo.nih.gov/ContentFiles/PediatricGuidelines_PDA.pdf. Diakses pada 17 Januari 2006.
- ^ Department of Health and Human Services Panel on Clinical Practices for Treatment of HIV Infection (October 6, 2005). "Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in HIV-1-Infected Adults and Adolescents" (PDF). http://aidsinfo.nih.gov/ContentFiles/AdultandAdolescentGL.pdf. Diakses pada 17 Januari 2006.
- ^ Martinez-Picado, J., DePasquale, M. P., Kartsonis, N., Hanna, G. J., Wong, J., Finzi, D., Rosenberg, E., Gunthard, H. F., Sutton, L., Savara, A., Petropoulos, C. J., Hellmann, N., Walker, B. D., Richman, D. D., Siliciano, R. and D'Aquila, R. T. (2000). "Antiretroviral resistance during successful therapy of human immunodeficiency virus type 1 infection". Proc. Natl. Acad. Sci. U. S. A. 97 (20): 10948–10953. PubMed.
- ^ Dybul, M., Fauci, A. S., Bartlett, J. G., Kaplan, J. E., Pau, A. K.; Panel on Clinical Practices for Treatment of HIV. (2002). "Guidelines for using antiretroviral agents among HIV-infected adults and adolescents". Ann. Intern. Med. 137 (5 Pt 2): 381–433. PubMed.
- ^ Blankson, J. N., Persaud, D., Siliciano, R. F. (2002). "The challenge of viral reservoirs in HIV-1 infection". Annu. Rev. Med. 53: 557–593. PubMed.
- ^ Palella, F. J., Delaney, K. M., Moorman, A. C., Loveless, M. O., Fuhrer, J., Satten, G. A., Aschman, D. J. and Holmberg, S. D. (1998). "Declining morbidity and mortality among patients with advanced human immunodeficiency virus infection". N. Engl. J. Med. 338 (13): 853–860. PubMed.
- ^ Wood, E., Hogg, R. S., Yip, B., Harrigan, P. R., O'Shaughnessy, M. V. and Montaner, J. S. (2003). "Is there a baseline CD4 cell count that precludes a survival response to modern antiretroviral therapy?". AIDS 17 (5): 711–720. PubMed.
- ^ Chene, G., Sterne, J. A., May, M., Costagliola, D., Ledergerber, B., Phillips, A. N., Dabis, F., Lundgren, J., D'Arminio Monforte, A., de Wolf, F., Hogg, R., Reiss, P., Justice, A., Leport, C., Staszewski, S., Gill, J., Fatkenheuer, G., Egger, M. E. and the Antiretroviral Therapy Cohort Collaboration. (2003). "Prognostic importance of initial response in HIV-1 infected patients starting potent antiretroviral therapy: analysis of prospective studies". Lancet 362 (9385): 679–686. PubMed.
- ^ King, J. T., Justice, A. C., Roberts, M. S., Chang, C. H., Fusco, J. S. and the CHORUS Program Team. (2003). "Long-Term HIV/AIDS Survival Estimation in the Highly Active Antiretroviral Therapy Era". Medical Decision Making 23 (1): 9–20. PubMed.
- ^ Tassie, J.M., Grabar, S., Lancar, R., Deloumeaux, J., Bentata, M., Costagliola, D. and the Clinical Epidemiology Group from the French Hospital Database on HIV. (2002). "Time to AIDS from 1992 to 1999 in HIV-1-infected subjects with known date of infection". Journal of acquired immune deficiency syndromes 30 (1): 81–7. PubMed.
- ^ Becker SL, Dezii CM, Burtcel B, Kawabata H, Hodder S. (2002). "Young HIV-infected adults are at greater risk for medication nonadherence". MedGenMed. 4 (3): 21. PubMed.
- ^ Nieuwkerk, P., Sprangers, M., Burger, D., Hoetelmans, R. M., Hugen, P. W., Danner, S. A., van Der Ende, M. E., Schneider, M. M., Schrey, G., Meenhorst, P. L., Sprenger, H. G., Kauffmann, R. H., Jambroes, M., Chesney, M. A., de Wolf, F., Lange, J. M. and the ATHENA Project. (2001). "Limited Patient Adherence to Highly Active Antiretroviral Therapy for HIV-1 Infection in an Observational Cohort Study". Arch. Intern. Med. 161 (16): 1962–1968. PubMed.
- ^ Kleeberger, C., Phair, J., Strathdee, S., Detels, R., Kingsley, L. and Jacobson, L. P. (2001). "Determinants of Heterogeneous Adherence to HIV-Antiretroviral Therapies in the Multicenter AIDS Cohort Study". J. Acquir. Immune Defic. Syndr. 26 (1): 82–92. PubMed.
- ^ Heath, K. V., Singer, J., O'Shaughnessy, M. V., Montaner, J. S. and Hogg, R. S. (2002). "Intentional Nonadherence Due to Adverse Symptoms Associated With Antiretroviral Therapy". J. Acquir. Immune Defic. Syndr. 31 (2): 211–217. PubMed.
- ^ Montessori, V., Press, N., Harris, M., Akagi, L., Montaner, J. S. (2004). "Adverse effects of antiretroviral therapy for HIV infection.". CMAJ 170 (2): 229–238. PubMed.
- ^ Saitoh, A., Hull, A. D., Franklin, P. and Spector, S. A. (2005). "Myelomeningocele in an infant with intrauterine exposure to efavirenz". J. Perinatol. 25 (8): 555–556. PubMed.
- ^ a b c Ferrantelli F, Cafaro A, Ensoli B. (2004). "Nonstructural HIV proteins as targets for prophylactic or therapeutic vaccines". Curr Opin Biotechnol. 15 (6): 543–556. PubMed.
- ^ Laurence J. (2006). "Hepatitis A and B virus immunization in HIV-infected persons". AIDS Reader 16 (1): 15–17. PubMed.
- ^ Saltmarsh, S. (2005). "Voodoo or valid? Alternative therapies benefit those living with HIV". Positively Aware 3 (16): 46. PubMed. http://www.tpan.com/publications/pa/may_jun_05/voodoo.shtml.
- ^ Nicholas PK, Kemppainen JK, Canaval GE, et al (February 2007). "Symptom management and self-care for peripheral neuropathy in HIV/AIDS". AIDS Care 19 (2): 179–89. doi:10.1080/09540120600971083. PMID 17364396. http://www.informaworld.com/openurl?genre=article&doi=10.1080/09540120600971083&magic=pubmed. Diakses pada 28 April 2008.
- ^ Liu JP, Manheimer E, Yang M (2005). "Herbal medicines for treating HIV infection and AIDS". Cochrane Database Syst Rev (3): CD003937. doi:10.1002/14651858.CD003937.pub2. PMID 16034917.
- ^ a b Irlam JH, Visser ME, Rollins N, Siegfried N (2005). "Micronutrient supplementation in children and adults with HIV infection". Cochrane Database Syst Rev (4): CD003650. doi:10.1002/14651858.CD003650.pub2. PMID 16235333.
- ^ Hurwitz BE, Klaus JR, Llabre MM, et al (January 2007). "Suppression of human immunodeficiency virus type 1 viral load with selenium supplementation: a randomized controlled trial". Arch. Intern. Med. 167 (2): 148–54. doi:10.1001/archinte.167.2.148. PMID 17242315.
- ^ Power R, Gore-Felton C, Vosvick M, Israelski DM, Spiegel D (June 2002). "HIV: effectiveness of complementary and alternative medicine". Prim. Care 29 (2): 361–78. PMID 12391716.
- ^ (Inggris)"Hypothyroxinemia in acquired immune deficiency syndrome (AIDS).". Department of Radiation Medicine, University of Nigeria Teaching Hospital; Ezeala CC, Chukwurah E.. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7813003. Diakses pada 18 Juli 2010.
- ^ (Inggris)"Hyperthyroidism stimulates mitochondrial proton leak and ATP turnover in rat hepatocytes but does not change the overall kinetics of substrate oxidation reactions". Department of Biochemistry, University of Cambridge; Harper ME, Brand MD.. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7834578. Diakses pada 18 Juli 2010.
- ^ (Inggris)"Chemiosmotic Gradient: Generation and Maintenance". Department of Biochemistry & Cell Biology; Rice University. http://www.ruf.rice.edu/~bioslabs/studies/mitochondria/mitogradient.html. Diakses pada 18 Juli 2010.
- ^ UNAIDS (2006). "Annex 2: HIV/AIDS estimates and data, 2005" (PDF). 2006 Report on the global AIDS epidemic. http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_GR_ANN2_en.pdf. Diakses pada 8 Juni 2006.
- ^ UNAIDS (2001). "Special Session of the General Assembly on HIV/AIDS Round table 3 Socio-economic impact of the epidemic and the strengthening of national capacities to combat HIV/AIDS" (PDF). http://data.unaids.org/Publications/External-Documents/GAS26-rt3_en.pdf. Diakses pada 15 Juni 2006.
- ^ CDC (1981). "Pneumocystis Pneumonia — Los Angeles". CDC. http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/june_5.htm. Diakses pada 17 Januari 2006.
- ^ Reeves, J. D. and Doms, R. W (2002). "Human Immunodeficiency Virus Type 2". J. Gen. Virol. 83 (Pt 6): 1253–1265. PubMed.
- ^ Keele, B. F., van Heuverswyn, F., Li, Y. Y., Bailes, E., Takehisa, J., Santiago, M. L., Bibollet-Ruche, F., Chen, Y., Wain, L. V., Liegois, F., Loul, S., Mpoudi Ngole, E., Bienvenue, Y., Delaporte, E., Brookfield, J. F. Y., Sharp, P. M., Shaw, G. M., Peeters, M., Hahn, B. H. (2006). "Chimpanzee Reservoirs of Pandemic and Nonpandemic HIV-1". Science Online 2006-05-25. PubMeddoi:10.1126/science.1126531. http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/1126531.
- ^ Cohen, J. (2000). "Vaccine Theory of AIDS Origins Disputed at Royal Society". Science 289 (5486): 1850–1851. PubMed.
- ^ Curtis, T. (1992). "The origin of AIDS". Rolling Stone (626): 54–59, 61, 106, 108. http://www.uow.edu.au/arts/sts/bmartin/dissent/documents/AIDS/Curtis92.html.
- ^ Hooper, E. (1999). The River : A Journey to the Source of HIV and AIDS (edisi ke-1st). Boston, MA: Little Brown & Co. hlm. 1–1070. ISBN 0-316-37261-7.
- ^ Worobey M, Santiago ML, Keele BF, Ndjango JB, Joy JB, Labama BL, Dhed'A BD, Rambaut A, Sharp PM, Shaw GM, Hahn BH (2004). "Origin of AIDS: contaminated polio vaccine theory refuted". Nature 428 (6985): 820. PubMed.
- ^ Berry N, Jenkins A, Martin J, Davis C, Wood D, Schild G, Bottiger M, Holmes H, Minor P, Almond N (2005). "Mitochondrial DNA and retroviral RNA analyses of archival oral polio vaccine (OPV CHAT) materials: evidence of macaque nuclear sequences confirms substrate identity". Vaccine 23: 1639–1648. PubMed.
- ^ Centers for Disease Control and Prevention (2004-03-23). "Oral Polio Vaccine and HIV / AIDS: Questions and Answers". http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/aids/poliovac-hiv-aids-qa.htm. Diakses pada 20 November 2006.
- ^ UNAIDS (2006). "The impact of AIDS on people and societies" (PDF). 2006 Report on the global AIDS epidemic. http://data.unaids.org/pub/GlobalReport/2006/2006_GR_CH04_en.pdf. Diakses pada 14 Juni 2006.
- ^ Ogden, J. and Nyblade, L. (2005). "Common at its core: HIV-related stigma across contexts" (PDF). International Center for Research on Women. http://www.icrw.org/docs/2005_report_stigma_synthesis.pdf. Diakses pada 15 Februari 2007.
- ^ a b c Herek, G. M. and Capitanio, J. P. (1999). "AIDS Stigma and sexual prejudice" (PDF). Am. Behav, Scientist. http://psychology.ucdavis.edu/rainbow/html/abs99_sp.pdf. Diakses pada 27 Maret 2006.
- ^ Snyder M, Omoto AM, Crain AL. (1999). "Punished for their good deeds: stigmatization for AIDS volunteers". American Behavioral Scientist 42 (7): 1175–1192.
- ^ Herek GM, Capitanio JP, Widaman KF. (2002). "HIV-related stigma and knowledge in the United States: prevalence and trends, 1991–1999" (PDF). Am. J. Public Health. 92 (3): 371–377. http://psychology.ucdavis.edu/rainbow/html/ajph2002.pdf.
- ^ a b Greener, R. (2002). "AIDS and macroeconomic impact". di dalam S, Forsyth (ed.) (PDF). State of The Art: AIDS and Economics. IAEN. hlm. 49–55.
- ^ Over, M. (1992). "The macroeconomic impact of AIDS in Sub-Saharan Africa, Population and Human Resources Department". The World Bank.
- ^ Duesberg, P. H. (1988). "HIV is not the cause of AIDS". Science 241 (4865): 514, 517. PubMed.
- ^ Papadopulos-Eleopulos, E., Turner, V. F., Papadimitriou, J., Page, B., Causer, D., Alfonso, H., Mhlongo, S., Miller, T., Maniotis, A. and Fiala, C. (2004). "A critique of the Montagnier evidence for the HIV/AIDS hypothesis". Med Hypotheses 63 (4): 597–601. PubMed.
- ^ Untuk bukti konsensis ilmu pengetahuan bahwa HIV menyebabkan AIDS, lihat:
- "The Durban Declaration". Nature 406 (6791): 15-6. 19 September 2000. doi:10.1038/35017662. PMID 10894520. - full text here.
- Cohen, J. (1994). "The Controversy over HIV and AIDS". Science 266 (5191): 1642–1649. http://www.sciencemag.org/feature/data/cohen/266-5191-1642a.pdf.
- Various. "Focus on the HIV-AIDS Connection: Resource links". National Institute of Allergy and Infectious Diseases. http://www3.niaid.nih.gov/news/focuson/hiv/resources/. Diakses pada 7 September 2006.
- O'Brien SJ, Goedert JJ (1996). "HIV causes AIDS: Koch's postulates fulfilled". Curr. Opin. Immunol. 8 (5): 613-8. PMID 8902385.
- Galéa P, Chermann JC (1998). "HIV as the cause of AIDS and associated diseases". Genetica 104 (2): 133-42. PMID 10220906.
- ^ Watson J (2006). "Scientists, activists sue South Africa's AIDS 'denialists'". Nat. Med. 12 (1): 6. doi:10.1038/nm0106-6a. PMID 16397537.
- ^ Baleta A (2003). "S Africa's AIDS activists accuse government of murder". Lancet 361 (9363): 1105. PMID 12672319.
- ^ Cohen J (2000). "South Africa's new enemy". Science 288 (5474): 2168-70. PMID 10896606.
Bacaan lanjutan
- (Inggris)"2007 AIDS epidemic update" (pdf). UNAIDS. http://data.unaids.org/pub/EPISlides/2007/2007_epiupdate_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
- (Inggris)"UNAIDS Annual Report - Making the money work" (pdf). UNAIDS. http://data.unaids.org/pub/Report/2007/2006_unaids_annual_report_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
- (Inggris)"Financial Resources Required to Achieve, Universal Access to HIV Prevention, Treatment Care and Support" (pdf). UNAIDS. http://data.unaids.org/pub/Report/2007/20070925_advocacy_grne2_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
- (Inggris)"Practical Guidelines for Intensifying HIV Prevention" (pdf). UNAIDS. http://data.unaids.org/pub/Manual/2007/20070306_prevention_guidelines_towards_universal_access_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
- (Inggris)"Antiretroviral Formulations" (pdf). US Department of Health and Human Services. http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/AntiretroviralFormulations_FS_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
- (Inggris)"Approved Medications to Treat HIV Infection" (pdf). US Department of Health and Human Services. http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/ApprovedMedstoTreatHIV_FS_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
- (Inggris)"The HIV Life Cycle" (pdf). US Department of Health and Human Services. http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/HIVLifeCycle_FS_en.pdf. Diakses pada 21 Maret 2008.
Langganan:
Postingan (Atom)